Jumat, 24 November 2017

Kompetisi dalam Hidup

Dah lama nih, ga nulis. Regangkan jari dulu, tarik nafas dulu, konsentrasi dulu... Yak, mari kita mulai.

Gue tergabung dalam sebuah grup Whatsapp yang isinya para guru dan orangtua murid-murid Sekolah Minggu. Belum sampai seminggu yang lalu, Kepala Sekolah Minggu share cerita tentang COMPETITION vs COOPERATION. Ceritanya cukup panjang. Ada cuplikannya yang gue ga setuju, 
"Kenapa Anda orang Asia kok suka sekali berkompetisi? Seharusnya ajari mereka tentang 'Cooperation' alias kerja sama. Dikhawatirkan nantinya tanpa disadari sebagian dari mereka akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerja sama. Kiri kanannya dianggap saingan karena dirinya harus menjadi yang terbaik."
Gue tertegun pas baca ini. Why? Karena gue justru berprinsip bahwa hidup ini merupakan suatu kompetisi untuk terus menjadi atau memberikan yang terbaik. Sangat kontras dengan cerita tersebut.

Gue besar di lingkungan yang penuh dengan kompetisi. Gue akui, I wasn't the winner of all the competition I joined. Banyak lomba yang udah gue ikuti: berenang (terutama, karena ini yang paling sering, ga cukup sekali dalam setahun), sempoa, mewarnai, basket, polo air, esai, karya ilmiah, speech, olimpiade sains, scrabble. Ada yang menang, ada juga yang kalah. Tapi satu hal, gue ga pernah main-main dalam persiapan dan pelaksanaannya alias selalu tampil semaksimal yang gue bisa. 

My latest swimming competition
You know what? They taught me so much lesson. About winning and losing, about friends and enemies, about laughter and tears, about supporting and mocking. I've experienced all. I'm not who I am without those life experience. 

Menang lomba karya ilmiah. Semua tidak terlepas dari bantuan guru Bahasa Indonesia gue dulu, Bu Sofia.
Gue jadi terbiasa untuk selalu melakukan semuanya dengan totalitas. Dan selalu memiliki target. Kalau dalam kompetisi targetnya adalah menang, maka dalam hal lain pun gue akan selalu punya target. Bisa jadi targetnya nilai A, atau lulus SNMPTN, atau target dalam tujuan organisasi, dan sebagainya. Ini semua yang bikin gue untuk ga boleh setengah-setengah. 

Lalu bagaimana dengan teamwork? Gue aktif berorganisasi sejak SMA. Dalam mencapai target, APAPUN ITU, teamwork selalu diperlukan. Untuk jadi juara renang, harus ada kerja sama yang baik antara pelatih, orangtua atlet, dan atlet itu sendiri. Sebelum tampil speech, gue juga selalu coba-coba tampil dulu di depan teman-teman gue dan minta masukan mereka. Apalagi kalau kompetisinya menyangkut tim, seperti basket dan polo air, all the talent won't take you anywhere without your teammates. 

Water polo team
Yap, gue setuju bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah. Di atas udah gue bilang kan, SEMAKSIMAL YANG BISA. You're not forced to be the best, but to do your best. Yakin deh, kalau lo emang udah do your best, kemenangan itu pasti bakal lo pegang. Kalau kalah? Ya berarti yang jadi juara itu yang udah lebih do your best daripada lo. As simple as that. 

Masing-masing kita latihan berat untuk persiapan "do my best"
Demi menjaga nama baik Kepsek di depan para orangtua murid, gue ga mengungkapkan pendapat gue ini dalam grup itu. So, I wrote it here. Everyone has their own opinion. No offense, this is what I think about COMPETITION vs COOPERATION.