Jumat, 10 Oktober 2014

Random Things In Midnight

Right now I don't see I have any ideas to write, so I think writing down some quotes and my comments of them are not that bad. Here they are:

"In the end, you only regret the chances you didn't take."
Dari pada menyesal terus, just take the chance and do your best. That's better than you keep shouting your worry. Shut up and do it, or it will never be.

"There are two reasons why people don't talk about things; either it doesn't mean anything to them, or it means everything." - Luna Adriana
Hell, yeah. Don't force me to speak up, I'll speak when I want to. 

"It's sad when people you know become people you knew."
This is the most touching quote for me tonight. It's 1 a.m. and I'm crying to remember that people who I used to be with... are not here with me. Anymore. People, not person. For example, even my (ex)best friend remembered my ex's birthday and was busy to prepare for his birthday surprise, but she forgot mine. Ironic. Not only that, another people also changed. Yeah, I know people change. Moreover, actually they're living. People come and go, man. Sad, but we have to accept it and take it easy like there's nothing happened.





Damn. Do you think it is that easy, huh?


Being A Leader

Pernah dalam suatu General Assembly dari UKM yang aku ikuti di fakultas, seorang senior bertanya kepada kandidat yang mencalonkan diri sebagai ketua UKM, "Selain tokoh keagamaan, siapakah sosok pemimpin yang paling kamu kagumi?" Saat itu temanku menjawab, "Entah kenapa, saya menyukai kepemimpinan Soeharto."

Sejenak aku tertegun, bukan karena jawaban temanku itu, tapi aku mencoba untuk menanyakan pertanyaan yang sama pada diriku. Siapa sosok pemimpin yang paling kukagumi? Well, pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri, siapakah pemimpin yang paling kita kagumi itu?


Setelah kurenungkan, banyak pemimpin-pemimpin yang kukagumi selain tokoh keagamaan, Buddha Gautama, dan orang tua. Orang-orangnya bukan orang-orang terkenal, tetapi tetap saja aku salut dengan cara kepemimpinan mereka. Di sini aku tidak akan menjabarkan nama orang-orangnya, melainkan sifat-sifat yang aku kagumi dari mereka semua.

Pertama, rela berkorban. Classic, but true. Menjadi pemimpin harus siap mengorbankan apapun demi kepentingan organisasi yang dipimpinnya. Kita tidak tahu apa yang harus kita korbankan, itulah mengapa aku mengatakannya harus rela mengorbankan APAPUN. Pada pos ini aku juga ingin berbagi apa yang pernah kurasakan ketika memimpin organisasi. Aku harus mengorbankan waktu bersenang-senangku dengan teman-teman. Kadang kala aku juga harus mengorbankan kegemaranku untuk travelling, olahraga, dan terutama: waktu tidur. 

Kedua, pikiran. Menurutku, untuk menjadi suatu pemimpin organisasi, tentu saja kita harus mencintai organisasi tersebut lebih dulu. Mencintai organisasi sama ibaratnya dengan mencintai pasangan. Setiap hari bisa memikirkannya. Semenjak aku mulai memimpin salah satu organisasi di kampus ini, tidak pernah seharipun aku tidak memikirkannya. Bukan berarti aku selalu memikirkannya setiap waktu, hanya saja setiap hari memang ada saja yang terlintas di kepalaku, entah itu suatu masalah ataupun hanya memori-memori mengesankan. Seperti orang pacaran ya?

Ketiga, waktu. Menjadi pemimpin pastilah akan menambah kesibukan. Kalau tidak sibuk, maka organisasinya tidak akan jalan. Ada seorang senior yang memimpin Pemuda Buddhayana di Sumatra Barat ini. Dia senior, teman, dan tetanggaku. Hmm, di belakang kami semua yang berperan sebagai pengurus organisasi tersebut (di sini posisiku sebagai wakilnya), dia melakukan banyak hal. Mengapa aku bisa tahu? Berhubung kami sudah berteman cukup lama dan aku memang berperan sebagai wakilnya, aku bisa tahu beberapa hal dibanding yang lain. Keluar kota sendiri demi mengembangkan sebuah organisasi, mengurus ini itu, begitu banyak hal yang harus dilakukan, tetapi itulah salah satu hal yang membuatku salut padanya.

Keempat, rendah hati. Dulu kupikir menjadi seorang ketua atau pemimpin organisasi itu tidak sesulit yang kukira. Yah, tugasnya kan hanya mengawasi dan mengontrol saja, sementara sudah ada bagian atau seksi-seksi yang akan mengerjakan berbagai hal. I'm totally wrong. Pemimpin yang baik tidak akan menceritakan semua hal-hal hebat yang sudah dilakukannya. Menjadi pemimpin itu menguras waktu dan pikiran. 

But hey, to be a leader is not only about the difficulties, but also the joy! Akui saja, pemimpin yang baik PASTI akan mendapat tempat yang terhormat di mata orang-orang. Aku menghormati orang-orang yang bertanggung jawab, entah itu ketua ataupun anggotanya. Bahkan untuk orang-orang yang seumuran denganku, aku menyegani mereka. Bila diundang ke suatu acara, akan mendapat tempat duduk yang istimewa, namanya terkenal ke mana-mana, fotonya dipasang pada berbagai majalah, dan masih banyak keuntungan-keuntungan lainnya dengan menjadi seorang pemimpin. 

Last, I'd like to say that being a leader is a great experience and good kamma for you. You help others, develop the organization, etc. If you have a good chance to be a leader, then why don't you try it? It's not about the result, it's about the way you do that. Do it wisely, then you will never regret your life when you were a leader.

Jumat, 21 Februari 2014

SLOPPY FIRST (CADANGAN PERTAMA) - Megan McCafferty

Setiap selesai ujian blok atau lagi liburan, biasanya aku akan menyewa beberapa novel atau komik dari tempat penyewaan. Sejauh yang aku ingat, novel Sloppy First ini yang lumayan berkesan bagiku. Kenapa?


Kebanyakan novel bercerita tentang imajinasi pengarangnya, tentu saja bukan ini masalahnya. Masalahnya adalah ketika sebuah novel menceritakan sesuatu yang 'agak kurang masuk akal'. Itulah mengapa aku lebih tertarik untuk membaca novel-novel terjemahan. 

Bukan berarti aku tidak suka membaca novel fiksi ya, aku malah suka dengan novel-novel yang bergenre SciFi. Ada beberapa novel Indonesia yang sudah kubaca dan aku mendapat kesan penulisnya berusaha 'memaksa' ide-ide yang ada di kepalanya untuk menjadi sebuah kenyataan. For example, cerita yang cowoknya begiiitu perfect! dan tanpa celah (hey, kita semua ini masih punya kekurangan masing-masing kan?). Plus, ceweknya yang lemah tak berdaya hanya menjalani nasib yang dia dapatkan, lalu dengan berbagai cara, sesuai keinginan masing-masing penulis, ada saja jalan mereka bisa bersama. Kalau menurutku sih, novel yang memakai logika lebih menarik ;)

Back to Sloppy First, ada beberapa bagian dari novel ini yang kurasa mirip dengan kehidupanku haha.. Aku tidak berminat untuk mengatakan detailnya, well karena tidak semuanya merupakan hal yang menyenangkan untuk kuceritakan. But, I'll show you my favorite quote of this book:
"Tapi dia terlalu menekanku! Aku mulai membencinya dan olahraga, dan aku tidak kepingin melakukannya lagi,"
"Aku tahu," ujarnya. "Hanya saja coba ingat, kapan pun dia berbicara padamu tentang lari, itu karena dia menyayangimu, bukan karena dia hidup untuk menyiksamu."
Jauh di dasar hatiku, aku tahu itu. Tapi hal itu lebih gampang diucapkan ketimbang dilakukan.
Bagian ini persis sekali dengan apa yang kurasakan. Aku tidak tahu apakah ada pelari di kehidupan nyata ini yang merasakan hal yang sama dengan Jessica Darling sebagai tokoh utamanya. Atau mungkin atlet-atlet dari cabang olahraga lain? Or maybe I'm one of them?

At all, jangan menyimpulkan aku menganggap semua novel Indonesia tidak bagus. Banyak juga kok yang bagus-bagus, dan aku gak bohong lho. Paragraf-paragraf di atas tadi hanya opiniku saja, mana tau ada yang sependapat denganku? ;)

Selasa, 21 Januari 2014

Travelling S'pore & Malaysia

Salah satu hobby-ku adalah travelling. Lebih dari seminggu yang lalu aku dan teman-teman kuliahku berlibur ke luar negeri. Kami sudah merencanakan liburan ini sejak awal semester. Kami berjumlah sembilan orang, termasuk aku. Dengan Tante Reny sebagai tour guide-nya, kami berlibur selama empat hari tiga malam di Singapura dan Malaysia. 


This one is my favorite photo at Universal Studio Singapore. Yaps, jadwal hari pertama kami adalah ke Universal Studio di Singapura.


Setelah dari Universal, malamnya kami menonton pertunjukan "Songs of the Sea". Foto ini diambil sebelum pertunjukannya dimulai, jadi masih terlihat langit sore menjelang malamnya. Menakjubkan sekali show-nya, perpaduan dari permainan air, api, kembang api, lagu-lagu, semuanya sangat indah!


Keesokan harinya, masih di Singapura, kami ke Merlion Park. Layaknya para wisatawan yang ke Singapura, kami juga mampir untuk berfoto dengan Merlion sebagai maskot negara Singapura ini. Setelah itu, kami city tour, keliling-keliling cari oleh-oleh. Lalu sorenya, kami berangkat ke KL.


Sampai di KL, hari sudah malam. Kami diantar ke hotel. Aku dan Novi, salah satu temanku, mendapat kamar yang paling tinggi di antara kami semua. Jadilah aku memotret pemandangan KL ini pada malam hari. Cantik juga.


On the next day - the third day - kami city tour KL. Foto di atas adalah foto sarapan yang kuminta di hotel. Sayang aku lupa nama makanannya, tapi yang pasti ini enaaak sekali!


Ini foto aku dan tiga orang temanku - Fia, Nadia, Novi. Selfie dulu bentar sesudah sarapan hehe..


Pertama-tama kami dibawa ke Istana Raja Malaysia. Mewah sekali! Ini salah satu kesukaanku di sana hehe..


Dari Istana Raja Malaysia, selanjutnya kami ke Kuala Lumpur City Gallery. Aku suka dengan pemandangan di depan KL City Gallery ini, foto di atas merupakan salah satu foto yang kuambil di sana. Kata sopir yang menemani city tour kami, KL City Gallery belum lama buka. KL City Gallery tersebut menceritakan tentang sejarah Kuala Lumpur dan juga menjual berbagai souvenir yang bagus-bagus. Proses pembuatan souvenirnya juga diperlihatkan kepada para pengunjung. Pada saat itu, banyak juga turis-turis yang berasal dari negara lain. Ada yang dari Korea, Tiongkok, India, dsb. 


Setelah itu kami ke Batu Caves. Di sana banyak burung merpati. Aku coba saja untuk memberi mereka makan. Rasanya lucu, tangan kita dipatuk-patuk oleh mereka.


Malamnya kami diberi waktu bebas. Boleh belanja-belanja untuk oleh-oleh, boleh wisata kuliner, dll. Aku dan Novi ke Pavilion karena memang jaraknya dari hotel kami tidak terlalu jauh. Berhubung Imlek sudah dekat, Pavilion penuh dengan suasana Sin Cia.


Setelah kami sampai kembali di hotel, mandi, kami kompakan mau nongkrong dulu di lobby hotel untuk wi-fi. Maklum saja, wi-fi-nya tidak sampai ke kamar hotel. Ini salah satu foto kami internetan di lobby malam-malam haha.. 

Besoknya, hari ke-4, pagi-pagi kami langsung kami ke bandara. Bersiap-siap kembali ke Indonesia untuk berkumpul lagi dengan keluarga. Secara pribadi, liburan kali ini terasa menyenangkan. Capeknya sebanding dengan kepuasan yang didapat. Sekadar berbagi cerita tentang liburan saja sih, ada yang mau cerita juga soal liburannya? ;)