Jumat, 21 Februari 2014

SLOPPY FIRST (CADANGAN PERTAMA) - Megan McCafferty

Setiap selesai ujian blok atau lagi liburan, biasanya aku akan menyewa beberapa novel atau komik dari tempat penyewaan. Sejauh yang aku ingat, novel Sloppy First ini yang lumayan berkesan bagiku. Kenapa?


Kebanyakan novel bercerita tentang imajinasi pengarangnya, tentu saja bukan ini masalahnya. Masalahnya adalah ketika sebuah novel menceritakan sesuatu yang 'agak kurang masuk akal'. Itulah mengapa aku lebih tertarik untuk membaca novel-novel terjemahan. 

Bukan berarti aku tidak suka membaca novel fiksi ya, aku malah suka dengan novel-novel yang bergenre SciFi. Ada beberapa novel Indonesia yang sudah kubaca dan aku mendapat kesan penulisnya berusaha 'memaksa' ide-ide yang ada di kepalanya untuk menjadi sebuah kenyataan. For example, cerita yang cowoknya begiiitu perfect! dan tanpa celah (hey, kita semua ini masih punya kekurangan masing-masing kan?). Plus, ceweknya yang lemah tak berdaya hanya menjalani nasib yang dia dapatkan, lalu dengan berbagai cara, sesuai keinginan masing-masing penulis, ada saja jalan mereka bisa bersama. Kalau menurutku sih, novel yang memakai logika lebih menarik ;)

Back to Sloppy First, ada beberapa bagian dari novel ini yang kurasa mirip dengan kehidupanku haha.. Aku tidak berminat untuk mengatakan detailnya, well karena tidak semuanya merupakan hal yang menyenangkan untuk kuceritakan. But, I'll show you my favorite quote of this book:
"Tapi dia terlalu menekanku! Aku mulai membencinya dan olahraga, dan aku tidak kepingin melakukannya lagi,"
"Aku tahu," ujarnya. "Hanya saja coba ingat, kapan pun dia berbicara padamu tentang lari, itu karena dia menyayangimu, bukan karena dia hidup untuk menyiksamu."
Jauh di dasar hatiku, aku tahu itu. Tapi hal itu lebih gampang diucapkan ketimbang dilakukan.
Bagian ini persis sekali dengan apa yang kurasakan. Aku tidak tahu apakah ada pelari di kehidupan nyata ini yang merasakan hal yang sama dengan Jessica Darling sebagai tokoh utamanya. Atau mungkin atlet-atlet dari cabang olahraga lain? Or maybe I'm one of them?

At all, jangan menyimpulkan aku menganggap semua novel Indonesia tidak bagus. Banyak juga kok yang bagus-bagus, dan aku gak bohong lho. Paragraf-paragraf di atas tadi hanya opiniku saja, mana tau ada yang sependapat denganku? ;)