Kamis, 14 Februari 2013

Sekedar Cerita di Hari Valentine

"They say that if you love someone you should let them go, but they never say what to do when they don't come back." - Anonymous
February 14th, today is Valentines Day. And I'm still single, sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Well, ada sesuatu yang sulit untuk kusingkarkan dari pikiranku belakangan ini. Bukan berbagi pengalaman, tapi sebuah hal yang hanya ingin kuceritakan. 

Bagaiman jika seseorang yang kamu ajak berbaur ke lingkunganmu, meninggalkanmu begitu saja? Masalahnya adalah, dia bukannya meninggalkanmu dan lingkunganmu, tapi dia meninggalkanmu dan pergi bersama orang-orang lain yang ada di lingkunganmu itu. Jadi seperti 'habis manis sepah dibuang', mungkin kurang lebih begitu. 

Dan masalah lainnya adalah, dia temanmu sejak TK, dia salah satu sahabatmu (walaupun entah dia juga menganggapmu sebagai seorang sahabat atau tidak). Bagaimana kamu bisa menyalahkannya? Aku pernah bercerita mengenai hal ini ke salah seorang sahabatku yang lain. Aku bilang, "Dia juga tidak salah. Emang hukum alamnya udah kayak gitu. Dimana-mana orang yang lebih manis, imut, cantik, lembut, pasti lebih disenangi. Apalagi kalau dibandingin sama orang kayak gua yang kasar dan ceplas-ceplos kalau ngomong." Sumpah, sudah tiga tahun aku kenal dengan sahabat tempatku bercerita ini, baru malam itu aku bercerita sepanjang ini ditambah dengan uraian air mata ditambah dengan ingus yang meleleh-leleh. Jangankan mewek, bercerita sepanjang itu saja belum pernah kulakukan selama aku kenal dengannya. 

Untungnya dia juga merasakan hal yang sama. Aku bukannya bermaksud menjelek-jelekan teman kecilku itu, karena memang tidak ada sesuatu yang bisa kucela dari dirinya. Hanya saja... aku kan juga tidak mau ditinggalkan begitu saja. Saat baru kuajak ke lingkunganku itu, dia pernah berkata, "Ntar kapan-kapan, kalau ada ngumpul ajak gua ya. Bosen gua di rumah terus." Dan tentu saja, aku mengiyakan perkataannya. Namun setelah beberapa hari terakhir ini, sepertinya aku yang seharusnya bilang seperti itu ke dia. 

Sebulan sudah kurang lebih dia bergabung dengan lingkunganku ini, tapi dia bahkan mungkin sudah melebihi pertemananku selama tiga tahun dengan yang lain. Ibarat karir, aku menitinya selama tiga tahun, dan sekarang dia mengambil segalanya. SEGALANYA.

Termasuk juga, sahabatku ini sudah mengambil dia. Ya, dia. Dia yang ingin aku dekati. Haha. Entah apa lagi namanya itu. Aku yang mengenalkan dan aku yang sakit hati. Isn't it crazy, huh? 


Kamis, 07 Februari 2013