Jumat, 22 Desember 2017

A Very Scattered Thanking

Jumat, 22 Desember 2017

Hari Jumat depan gue ke Wonosari. So, selagi sempat gue mau nulis dulu. Gue baru selesai baca Resume 2016 gue yang dulu. Now it's time to wrap up for 2017. Konsepnya akan berbeda: kalau tahun lalu tentang momen-momennya, kali ini gue mau bahas orang-orangnya.

1. Mereka akan selalu berada dalam urutan pertama: keluarga, for showering me with your unconditional love, for giving me the privilege of free-thinking, the opportunity to explore the world, and the freedom to make mistakes and learn from them. 
gue, papa, mama, cici, En En, Ce Ho
2. Fionna, the best friend anyone could ask for (it's almost scary that we practically read each other's mind).

3. Christy & Felita. Yes, we're not at the same age, but yes, talking to you both face to face is the thing that I always love.
with Titi
with Felita
4. Teman-teman sesama Pemuda Buddhayana. You guys have already open my mind for some things. 
one of Buddhist Youth Leadership Program (BYLP) 2017 session
5. Beberapa teman sesama kepaniteraan klinik. Why I said 'some'? Karena emang benar yang dibilang teman-teman sejawat, koas membuka semua sifat asli teman-teman kita. "Kamu akan melihat teman-temanmu yang sebenarnya. Benar-benar baik, atau mungkin benar-benar buruk."

6. Orang-orang di atas are the true people I want to thank. Selebihnya masih ada, tapi mungkin karena satu dan lain hal (misalnya jarak), jadi belum se-berkesan orang-orang tadi. Mereka Winny, Ko Aseng, Ci Iva. Kehadiran mereka sebagai tempat curhat sangat menenangkan.
with Winny
with Ko Aseng, my humble senior
Muka Ci Iva emang ga keliatan, but I can't stop the tears in my eyes when I hugged her. Bukan sedih, tapi terenyuh. Like, finally I got a new role model after all those difficult times.

Seharusnya gue juga bikin "... para guru, orang-orang di sekitar gue, senior, bla bla bla..." Sorry, I'm not that kind of people yang suka berbasa-basi. Gue akui basa-basi busuk itu perlu, but occasionally in formal meeting. Ngapain gue formal-formal di blog sendiri haha... So, here is the list. In life, sometimes you're very lucky to bump into extraordinary people who make you believe that there's nothing you can't accomplish in this world if you put your mind into it, and I'm deeply indebted to these people for the never-ending inspiration. Once again, thank you!

Jumat, 24 November 2017

Kompetisi dalam Hidup

Dah lama nih, ga nulis. Regangkan jari dulu, tarik nafas dulu, konsentrasi dulu... Yak, mari kita mulai.

Gue tergabung dalam sebuah grup Whatsapp yang isinya para guru dan orangtua murid-murid Sekolah Minggu. Belum sampai seminggu yang lalu, Kepala Sekolah Minggu share cerita tentang COMPETITION vs COOPERATION. Ceritanya cukup panjang. Ada cuplikannya yang gue ga setuju, 
"Kenapa Anda orang Asia kok suka sekali berkompetisi? Seharusnya ajari mereka tentang 'Cooperation' alias kerja sama. Dikhawatirkan nantinya tanpa disadari sebagian dari mereka akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerja sama. Kiri kanannya dianggap saingan karena dirinya harus menjadi yang terbaik."
Gue tertegun pas baca ini. Why? Karena gue justru berprinsip bahwa hidup ini merupakan suatu kompetisi untuk terus menjadi atau memberikan yang terbaik. Sangat kontras dengan cerita tersebut.

Gue besar di lingkungan yang penuh dengan kompetisi. Gue akui, I wasn't the winner of all the competition I joined. Banyak lomba yang udah gue ikuti: berenang (terutama, karena ini yang paling sering, ga cukup sekali dalam setahun), sempoa, mewarnai, basket, polo air, esai, karya ilmiah, speech, olimpiade sains, scrabble. Ada yang menang, ada juga yang kalah. Tapi satu hal, gue ga pernah main-main dalam persiapan dan pelaksanaannya alias selalu tampil semaksimal yang gue bisa. 

My latest swimming competition
You know what? They taught me so much lesson. About winning and losing, about friends and enemies, about laughter and tears, about supporting and mocking. I've experienced all. I'm not who I am without those life experience. 

Menang lomba karya ilmiah. Semua tidak terlepas dari bantuan guru Bahasa Indonesia gue dulu, Bu Sofia.
Gue jadi terbiasa untuk selalu melakukan semuanya dengan totalitas. Dan selalu memiliki target. Kalau dalam kompetisi targetnya adalah menang, maka dalam hal lain pun gue akan selalu punya target. Bisa jadi targetnya nilai A, atau lulus SNMPTN, atau target dalam tujuan organisasi, dan sebagainya. Ini semua yang bikin gue untuk ga boleh setengah-setengah. 

Lalu bagaimana dengan teamwork? Gue aktif berorganisasi sejak SMA. Dalam mencapai target, APAPUN ITU, teamwork selalu diperlukan. Untuk jadi juara renang, harus ada kerja sama yang baik antara pelatih, orangtua atlet, dan atlet itu sendiri. Sebelum tampil speech, gue juga selalu coba-coba tampil dulu di depan teman-teman gue dan minta masukan mereka. Apalagi kalau kompetisinya menyangkut tim, seperti basket dan polo air, all the talent won't take you anywhere without your teammates. 

Water polo team
Yap, gue setuju bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah. Di atas udah gue bilang kan, SEMAKSIMAL YANG BISA. You're not forced to be the best, but to do your best. Yakin deh, kalau lo emang udah do your best, kemenangan itu pasti bakal lo pegang. Kalau kalah? Ya berarti yang jadi juara itu yang udah lebih do your best daripada lo. As simple as that. 

Masing-masing kita latihan berat untuk persiapan "do my best"
Demi menjaga nama baik Kepsek di depan para orangtua murid, gue ga mengungkapkan pendapat gue ini dalam grup itu. So, I wrote it here. Everyone has their own opinion. No offense, this is what I think about COMPETITION vs COOPERATION. 

Sabtu, 05 Agustus 2017

Persahabatan

I owe my friend to write something. No idea, then he suggested me to write about friendship. To be honest, gw pernah mikirin mau nulis dengan konsep berikut ini (yang bakal lo baca juga bentar lagi), tapi gw gak tau aja judul atau topik yang tepatnya, takut ngelantur sana-sini. Daaan datanglah dia, dia yang nyaranin buat nulis tentang "persahabatan". Nice one, because I've already got the concept. 

Simple-nya adalah, gw cuma akan nge-post beberapa foto aja sih haha.. And in every picture, there will be a short story about it. Just to remind me that my friendship is real dan menghangatkan :)


Gw, Seren, Ocha, Ce Vana: my first flashback :') Ce Vana teman seperjuangan renang sejak gw pertama kali kecipak-kecipuk. Kita udah sama-sama tau lah ya, gimana beratnya perjuangan masing-masing dari bocah ingusan yang sama-sama pernah nangis dengan beratnya dunia olahraga ini sampai puber dan sekarang udah bisa dandan maksimal kalau mau nongki abis latian. Dua orang lagi yang di tengah adik-adik yunior kami. Kompak banget kan kami, foto aja dengan gaya yang sama: pake topi renang, kacamata renang yang disangkutin di atas, baju renang tali, bahkan motifnya samaan (kecuali Seren, tapi tetep aja motifnya ga beda jauh alias mirip dengan yang lain).


Foto terbaru banget, nih! Anen, Darell, gw, Julai, Cha Cha, Cheese, Daniel. It was taken pas kami meet up di Jakarta bulan lalu. Teman sejak SMP. Semuanya dari SMP Maria, Padang, kecuali Anen yang SMP-nya di SMP Frater, Padang. Gw, Darell, Cha Cha sama-sama masuk FK, namun di universitas yang beda-beda. And one of them won't be replaced in my memory. He made my high school life full of love :') (I'm not going to tell u more about it since the post is about my friendship story, sorry :D).


Ini foto persahabatan yang temanya FK Unand. Gw, Upa, Bang Dani, Fifi, Nadia. Gw emang baru koas tujuh siklus, sih, but I think they're my best group. Ini kelompok gw waktu di siklus bedah. Dapat preseptor serem abis, tapi bersama mereka bedah jadi menyenangkan. Upa yang sebenernya beberapa tahun lebih kecil dari yang lain, tapi masuk sekolahnya cepat banget. Bang Dani, mantan ketua BEM KM FK Unand. Fifi, si antagonis yang ngangenin. Nadia yang kalau gw panggil di chat bukan "Nad, ... ", tapi panggilnya "Nut, ... ". Dia juga sudah terbiasa dengan itu sejak pre klinik malah, dan itu emang panggilan khas gw ke dia hehe.. Anyway, Bang Dani, kita masih ada janji? ;)


Leo, gw, Mikel, Iren, Ipan. Fotonya baru tahun lalu pas Mikel ulang tahun. Ini temen-temen "eMpTy" cabang Sumbar haha.. Ada banyak lagi anak-anak eMpTy yang lain, tapi mereka udah melalang buana ke mana-mana. Ada juga sih beberapa yang udah masuk dalam salah satu cerita di atas: Anen, Darell, Cha Cha. Ini temen-temen sejak SMP juga, nih.


Last, foto yang ada temen gw itu tuh, yang request buat nulis tentang persahabatan ini. Kita ga ada foto berdua, sih, haha.. Intinya, foto ini mewakili teman-teman Buddhis gw. Saking banyaknya fotonya, tapi ini foto pada event terbaru. That moment was BYLP (Buddhayana Youth Leadership Program) 2017. 

That's all. As the closing of this post: There are friendships imprinted in our hearts that will never be diminished by time and distance. And here they're, my lighters. What 'bout yours?

Minggu, 23 Juli 2017

Cinta

I admit it. Membahas tentang cinta terasa agak... hmm... menye-menye. Haha... But it's okay. Gw dapat pembahasan yang cukup menarik (bagi gw) tentang ini. 

Pernah suatu kali, baru beberapa hari ini, bahkan belum seminggu, kejadianny gw lagi chat dengan teman gw, cowok, yang sekarang tinggalnya di Bandung. Chatnya udah ke-delete. Kurang lebih dia bilang gini, "udah pacaran 3x, tapi masih belum dapet feel love-nya." Terus gw tanya dong, "Emang love itu feel-nya kayak gimana?" "Ga tau juga, sih. Hehe"

Untung dianya ga nanya balik karena gw juga bingung. Gimana sih mendefinisikan love itu? 

Semalem (serius ini emang baru banget semalem) gw bahas ini ke temen gw yang lain. Cowok juga, tinggalnya di Depok sekarang. Percapakan di bawah ini berlangsung melalui LINE:

M: Ko, coba deh.. kl ada yg nanya ke koko, cinta itu kayak gmn sih rasanya? Kayak ada adek cowo yg nanya ke kokonya gt. Cinta dlm artian lawan jenis ya. Bukan universal

H: Jd ceritanya ade cowo koko nanya ttg cinta

M: Ya gt lah

H: Hmm cinta itu ketika kita mikirin satu cewe. Mulai dr hal paling sepele kyk duh topik apa ya buat ngobrol ama dia, duh dia suka gk ya gw pake baju ini sampe dia lg apa ya.. Hmm dia dh punya pcr lom ya..
Trs cinta jg ketika kita mau berkorban buat cewe itu. Berkorban bukan hanya materi tp kita pengen liat dia bahagia terutama ketika dia bahagia karena kita
Cinta juga ketika kita bsa dengan mudahnya jd org super goblok di mata cewe itu demi sama ketawa brg.
Cinta jg ketika kita gk tau kenapa bsa tiba2 nangis ketika kita punya salah dan tkt ditinggal dia. 
Cinta jg bsa buat kita nangis ketika kangen bgt sama dia
Cinta jg ketika kita ngerasa waktu tuh lama bgt buat ktmu ama dia bsk pagi
Cinta jg ketika kita akan selalu deg2an buat gandeng tangan dia
Tp cinta itu jg ketika kita udh bisa tampil apa adanya ketika sama dia
Cinta ada ketika kita dgn mudahnya ngupil depan dia, kentut samping dia
Cinta jg ada ketika kita bisa senyum sendiri ketika lampu merah saat liat tuh cewe ketiduran di mobil.
Tp cinta jg bsa bikin kita sakit klo kita tau, kita salah ama dia dan dia diem aja ato bt in kita
Intinya cinta itu rasanya campur2 dan cinta itu bisa tiba2 gk pernah diucapkan lg namun menyenangkan dan bisa dirasain

M: Waaa pjg bgt

H: Definisi cinta tiap org tentunya beda beda mir

Dan seterusnya... Intinya sudah tersampaikan di atas. Dan... yap, betul sekali bahwa setiap orang akan menggambarkan cinta itu dengan penyampaian yang berbeda-beda. Now, think, Mira! Bagaimana kamu menggambarkan cinta?

Hmm.. Biarkan gw mikir dulu...

...

...

...

Cinta itu...

...

...

...

Hmm... 

...

Setuju dengan Ko Handoko kalau cinta bisa bikin kita mau berkorban apapun demi dia. Bagi gw, materi udah ga gw pikirin lagi demi nyenengin dia. Setuju juga kalau cinta itu rasanya campur-campur. Deg-degan iya, gemes iya juga, make my heart skips a beat juga, seneng luar biasa, kepikiran all day long. Tapi, bener loh, "make my heart skips a beat" itu beneran pernah gw rasakan. 

Gw masih inget banget. Sangat jelas malah. Ceritanya masih belum move on, terus janjian ketemu rame-rame ama temen-temen dan termasuk mantan juga. Jadi, waktu itu gw baru dateng bareng temen cewek gw dan dia sendirian. Ketemuannya di mal. I saw him first. Bukannya langsung manggil, gw cuma bisa terdiam... dunia seolah berhenti berputar... dan gw BENER-BENER MERASAKAN DADA GW BERAT untuk sesaat. Lebay? Gak percaya? Terserah haha...

So, apa pendapat lo soal cinta? Gimana cara lo mendeskripsikan cinta?

Jumat, 21 Juli 2017

Random Quotes

At first, gw bingung banget mau nulis apa. Banyak topik, of course, tapi otak gw lagi malas diputar buat mikir yang berat-berat. Topik-topik ringan? Ada kepikiran, tapi pembahasannya terlalu ringkas. Then I opened my camera roll, tadaaa... OK, gw nulis random quotes aja. Gw emang suka foto atau screenshot quotes yang menurut gw 'ngena'. These are them:
"Jawaban lo itu ya. Dan senyum lo itu waktu mengucapkannya. Aku tertawa. So, that's it? Lo takut jadi korban gue? Masalah banget ya berhubungan dengan perempuan yang tahu cari menikmati hidup seperti gue, tapi nggak masalah mencintai diam-diam perempuan yang sudah menikah seperti dia?
You know what, mungkin aku harus benar-benar menaklukkan kamu di Bali ini, then break your heart. Just to teach you a lesson.
My comment: That's true, bro. Sometimes you need to teach other a lesson. Mungkin bakal ada yang bilang, "Ngeri lo, Mir." Whatever. This is how I work. And I ever did it. Bukan tentang cinta-cintaan kok, tapi tentang hal lain yang terlalu privasi untuk diceritakan di sini haha... Curious? Find me ;)
"As we grow up, we learn that even the one person that wasn't supposed to ever let us down, probably will. You'll have your heart broken and you'll break others' hearts. You'll fight with your best friends or maybe even fall in love with them, and you'll cry because time is flying by.

So take lots of pictures, laugh a lot, forgive freely, and love like you've never been hurt. Life comes with no guarantees, no time outs, no second chances. You just have to live life to the fullest, tell someone what they mean to you, speak out, dance in the pouring rain, hold someone's hand, comfort a friend in need, fall asleep watching the sun come up, stay up late, and smile until your face hurts. Don't be afraid to take chances or fall in love and most of all, LIVE IN THE MOMENT because every second you spend angry or upset is a second of happiness you can never get back."

My comment: We are all changing. And we'll always be changing. Even when we're old, we'll be changing. So, live in the moment. YOLO.
"Kalau tujuan gue mencari pengganti Damar sebagai mantan gue, sampai kapan pun gue nggak akan nemu. Damar ya damar, cuma ada satu di dunia ini, nggak ada yang bakal nyamain. Yang harusnya gue cari itu laki-laki yang bisa bikin gue percaya cinta lagi."
My comment: Ini kutipan novelnya Ika Natassa. Semacam true story gitu ke gw karena pernah ada orang yang ngomong ke gw hampir sama dengan kutipan di atas. Kurang lebih seperti ini, "Mir, jangan cari penggantinya mantan kamu, dong. Kalau mau cari yang kayak dia terus, gak bakal dapat. Kenapa? Karena dia cuma satu. Cari tuh perasaan nyamannya, bukan physically cowok baru dengan karakter dan sifat yang sama kayak mantan." - dr. Dimas, PPDS obgyn. 
Find him haha...
 "Some things in life are not meant to be measured, but just to be experienced, right?"

My comment: Yap, pengalaman itu sendiri gak akan pernah bisa diukur.
"Never beg for love. Never beg someone to be with you. Never beg for attention, commitment, affection, time, or effort. Never beg someone to come back or stay. You should never have to ask to feel wanted. Begging is demeaning and degrading. If someone doesn't willingly give you these things, with their arms wide open, they aren't worth it. No one, under any circumstances, is ever worth begging for."
My comment: What's meant to be will be. It's as simple as that. (Felita told me these two sentences) 
Last quote for this post and no "my comment" thing because I couldn't agree more:

Sabtu, 03 Juni 2017

Water Things

Banyak teman-teman gw yang secara tidak langsung menyiratkan kalau mereka yang gak kuliah keluar kota merupakan kelompok orang-orang yang sulit berkembang. Gimana mau berkembang, dari lahir sampai udah umur segini juga masih di Padang. Well, bukan soal perdebatan atau pembelaan akan hal ini yang bakal gw bahas sekarang, melainkan salah satu alasannya. Belakangan ini gw baru sadar, salah satu alasan kenapa gw betah banget di Padang dan belum ada rencana untuk pindah keluar kota adalah karena pantainya.

Gw suka liat kemilauan air. It seems like I could sit for hours just to watch them, apalagi ditambah dengan suara riak air. My favorite place? Of course, beach! Belum lagi aromanya. Aroma pantai yang sampai saat ini masih sulit gw deskripsikan seperti apa. Lo harus merasakan sendiri aromanya.

Pincalang, Sumatera Barat
Sudah gak berhubungan lagi dengan masalah kuliah di luar kota, gw suka semua hal yang ada unsur airnya. Apapun. Mulai dari makhluk hidupnya sampai makhluk gak hidup. Apa saja contohnya? Mermaid, dolphin, swimming, ocean, wave, fish, bahkan warna kesukaan gw biru. Kalau ga ada biru, maka pilihan selanjutnya ialah warna yang terdekat dengan warna air, misalnya tosca atau dongker. Kata teman gw, itu 'warna mermaid'. Gw juga punya banyak koleksi lumba-lumba karenanya, baik dari kado maupun beli sendiri. Gelang kaki, gantungan kunci, dekorasi jendela, sekeluarga boneka lumba-lumba, sandal jepit, tempat aksesoris, hadiah wisuda, daaan masih banyak lagi ;)

My classmate asked his cousin to draw this for me. Love it!
Mungkin alasan gw suka dengan those water things yaitu karena gw sendiri dibesarkan di lingkungan yang pasti ada airnya: berenang. Gw senang berenang, but noted that now I love swimming just for fun or health, not chasing medals anymore. 


Mimpi gw? Bisa punya beach house dan jet ski. Gak tau bisa tercapai atau gak, but I'm that person who believe in the power of writing karena gw sendiri sudah pernah mengalaminya. Kekuatan tulisan yang awalnya cuma pengen ditulis aja akhirnya jadi beneran. Yah, setidaknya pernah merasakan tinggal di beach house dan mencoba naik jet ski sendiri lah.


Senin, 03 April 2017

Cowok di Mata Gw

Random things in the evening. Sebenarnya gw sudah memikirkan tentang entri ini sejak berhari-hari yang lalu, but still confused how to write it in the nice way. I mean, gw bukannya ingin men-judge cowok itu idealnya seperti ini atau seperti itu, baik secara fisik maupun non fisik, but I really just want to share my opinion about those people called MAN. 


1. Tinggi
OK, pertama secara fisik. Cowok tinggi memang gw akui lebih mengayomi dan melindungi. They make me feel safe. Seberapa tinggi? Setidaknya lebih tinggi daripada gw. Tinggi gw 166 cm, anyway. 

2. Olahraga
Kalau ini emang karena gw suka olahraga juga, sih, tapi gw gak mengharuskan olahraga renang atau air, kok. Apapun boleh, asalkan masih olahraga. Dan beneran olahraga. Bukan olahraga yang menggerakan badan saja sudah disebut olahraga, kayak angkat-angkat barang atau naik sepeda ke rumah teman. Real sport, please. 

3. Music, or any other talent
Gak masalah juga sih, gak suka olahraga, but at least have one thing that u're good at. Main alat musik, bernyanyi, memimpin, anything. 

4. Punya pendirian
Orang-orang mengatakan gw tipe orang yang 'keras'. Of course, gw juga menyenangi orang-orang yang berprinsip, bukannya mereka yang mudah banget goyah karena candaan teman-temannya saja. Emang sih, berisiko untuk berantem, tapi gw rasa itu bisa diatur belakangan *wink*

5. Otak yang berisi
Kalau mau ajak ngobrol, punya topik yang bisa dibahas. Bukan obrolan kosong yang cuma buang-buang waktu, misalnya percaya dengan hoax, bertele-tele, atau sesuatu yang sudah terlalu basi.

6. Sexy things of them
Berhubung gw sendiri sudah bilang di awal kalau ini beneran random dari apa yang ada di pikiran gw saja, jadi gw mau membahas beberapa hal yang menurut gw 'agak menggoda' dari mereka, para pria, haha.. Misalnya yah, bibir seksi yang dipantulkan kaca spion tengah ketika gw duduk di belakang kursi sopir, atau cowok-cowok dengan lesung pipit, atau roti sobek mereka (aw, tapi bukan yang ototnya berlebihan juga yah, berotot sedikit saja juga sudah cukup kok wkwk), BLUE EYES (sungguh, gw paling gak tahan dengan mata biru para Western, mereka sungguh... indah), dan masih banyak lagi sebenarnya. Ini hanya contoh-contohnya.

7. Visioner
Milikilah target masa depan, bukan melewati hari-hari begitu saja tanpa tujuan yang jelas. Membosankan sekali. Coba yah, rencana dalam dua hari ke depan saja gak tau, apalagi lima tahun kemudian. Gw gak bilang soal cita-cita setinggi-setingginya dan harus tergapai dalam rentang waktu yang sebentar, yah. Bukan. Ini soal kejelasan what u really want to do or to be in the next five or ten years later. Target saja gak punya, gimana mau menjalani hidup dengan penuh motivasi dan semangat. Get my point?

8. Bergayalah
Berpenampilanlah semenarik mungkin, semacho mungkin, se-gentle mungkin, apapun namanya. Whether we admit it or not or like it or not, physical appearance is important. If we look good, we feel good and if we feel good, we do good. 

9. Can drive
Gak perlu penjelasan panjang lebar, pandai nyetir selalu punya poin lebih bagi gw.

Over all, gw tau manusia gak ada yang sempurna. Cowok juga manusia, kan? Ini semua pandangan gw saja tentang cowok-cowok keren, cerdas, seksi versi gw. No offense, no bullshit.

Sabtu, 18 Februari 2017

My FAQ

Sejak tahun lalu (2016) saya mulai menjalani kepaniteraan klinik di beberapa RS di Sumatera Barat. I'm writing this post when I was at a hospital in Dharmasraya. Jadi, kurang lebih sudah setahun. Banyaaak sekali pertanyaan yang sama yang diajukan ke saya. Pertanyaan yang bukan tentang dunia kedokteran, maksudnya. Saya sampai terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan itu. FYI, saya memang bukan pribumi, melainkan Tionghoa. That's why, people see me unique compared to my friends yang notabenenya di sini hampir 100% Muslim.

1. Asalnya dari mana, Dek?

Kebanyakan orang akan menduga jawaban saya seperti "Malaysia" atau "Jakarta". But sorry to disappoint u, saya lahir di Kota Padang.

2. Tinggalnya di mana? Pondok?

Kawasan Kampung China di Padang memang Pondok. Namun maaf lagi, saya tinggal di Pasar Raya sejak kecil.

3. Mira anak sulung, ya?

Saya tidak pernah ditebak sebagai anak bungsu. Padahal, selisih usia saya dengan kakak laki-laki paling kecil adalah 11 tahun DAN SAYA MASIH DIANGGAP SEBAGAI ANAK SULUNG. The positive thing is saya dinilai sangat mandiri oleh orang-orang di sekitar saya, sampai saya tidak terlihat seperti anak kecil lagi.

4. Adek China, ya? / Adek Chinese, ya? 

Ya, memang benar. Terlihat jelas dari mata saya yang sipit, kulit putih, dan rambut saya yang lurus. Kurang Tionghoa apalagi coba. 

5. Adek agamanya apa?

Buddha. 

6. Bisa Bahasa China? Coba dong, ngomong Bahasa China..

Ya kali, gue ngoceh sendiri pake bahasa yang kalian ga ngerti.

7. Mir, ajarin berenang dong..

Gue tau ini cuma basa-basi, so I'll answer "sure, why not?"

8. Terakhir utk FAQ kali ini (berhubung ini saja yang saya ingat untuk sekarang), nama-nama panggilan saya sangat banyak sejak mulai menjadi dokter muda: Jeselin (karena nama Mira terlalu pribumi), Cimir (Cici Mira), Cemir (Cece Mira, sama dengan Cici Mira, hanya saja di Sumbar orang-orang lebih sering memakai Cece ketimbang Cici), Cikimir, Mirmus (salah satu id game online pas preklinik), Cece (bayangkan: bahkan ibu-ibu petugas laboratorium di RSUP Padang tau kalau gue itu "Cece", tapi gak tau nama asli gue "Mira"), Meri, Maria, and still many more.. Whatever. 

Kayaknya banyak lagi, deh. Next time aja yak, diingat-ingat dulu ;)

Rabu, 18 Januari 2017

Kasih Sayang, Kekayaan, dan Kesuksesan

Suatu ketika ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya dan ia melihat ada tiga orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita tersebut berkata dengan senyumannya, "Aku tidak mengenal Anda, tetapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam. Aku yakin punya sesuatu untuk mengganjal perut."

Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?"

Wanita tersebut menjawab, "Belum. Dia sedang keluar."

"Oh, kalau begitu kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali," kata pria itu.

Ketika suaminya tiba di rumah, sang istri menceritakan semua kejadian tadi. Suami yang awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata kepada istrinya, "Sampaikan pada mereka bahwa aku telah kembali. Mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam bersama kita." Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. 

"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama," kata pria itu hampir bersamaan.

"Lho, kenapa?" tanya wanita tersebut heran.

Salah seorang pria berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk pria berjanggut di sebelahnya, "sedangkan dia bernama Kesuksesan," sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya. "Aku sendiri bernama Kasih Sayang. Sekarang coba tanya kepada suamimu, siapa di antara kami yang boleh masuk ke rumahmu."

Wanita itu kembali masuk ke dalam dan memberi tahu pesan pria di luar. Suaminya menjawab, "Oh... Menyenangkan sekali! Baiklah kalau begitu, ajak Kekayaan masuk ke dalam! Aku ingin rumah ini penuh dengan kekayaan."


 Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "Sayangku, kenapa kita tak mengundang Kesuksesan saja? Sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."


Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang diajak masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak Kasih Sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan kasih sayang."

Suami istri tersebut setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah. Ajak masuk Kasih Sayang ke dalam! Malam ini Kasih Sayang akan menjadi teman makan malam kita."


Wanita itu kembali ke luar dan bertanya, "Siapa di antara Anda yang bernama Kasih Sayang? Ayo, silahkan masuk. Anda menjadi tamu kami malam ini."

Kasih Sayang berdiri dan berjalan menuju beranda rumah. Ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita tersebut bertanya kepada Kekayaan dan Kesuksesan. "Aku hanya mengundang Kasih Sayang yang masuk ke dalam, tetapi mengapa Anda ikut juga?"

Kedua pria yang ditanya menjawab, "Jika Anda mengundang Kekayaan atau Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang Kasih Sayang, maka ke mana pun Kasih Sayang pergi kami akan selalu ikut bersamanya. Di mana ada kasih sayang, maka kekayaan dan kesuksesan juga akan ikut serta. Ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Hanya Kasih Sayang saja yang bisa melihat dan bisa menunjukkan kita jalan yang lurus, jalan kebaikan. Kami butuh bimbingannya saat berjalan, saat kami menjalani hidup ini."

MEMBERI & MENERIMA

Apakah persamaan dan perbedaan antara Danau Galilea dan Laut Mati?

Tentu saja, perbedaan utama ialah Danau Galilea merupakan sebuah danau, sedangkan Laut Mati merupakan sebuah laut. Namun, ada lagi perbedaan penting yang dapat menjadi pelajaran bagi kita.

Mungkin kita perlu mengetahui persamaannya terlebih dahulu. Persamaannya adalah Danau Galilea dan Laut Mati mendapat air dari sumber yang sama, yaitu Sungai Yordan. 


Perbedannya? Danau Galilea sangat indah yang di sekelilingnya ditumbuhi berbagai jenis tanaman dan banyak orang yang bermukim di sekitarnya. Di dalam danaunya beragam jenis ikan dan hewan air hidup.



Sebaliknya, Laut Mati adalah tempat yang tidak bisa ditinggali. Tak ada tumbuhan atau spresies yang dapat hidup di dalam maupun di sekeliling Laut Mati karena kadar garamnya yang begitu tinggi. Bukan itu saja. Bau pada daerah Laut Mati ini juga sangat tidak sedap.


Mengapa keduanya bisa berbeda padahal sumber airnya sama? Hal ini dikarenakan Danau Galilea 'siap menerima & siap memberi'. Danau Galilea meneruskan airnya ke danau lain yang juga memanfaatkan dan membutuhkannya, sedangkan Laut Mati 'menerima & menyimpan' untuk dirinya sendiri. Air yang masuk ke Laut Mati tidak pernah keluar lagi.

Begitu juga dengan kita sebagai manusia. Hendaknya jangan hanya bisa menerima saja, tetapi juga harus bisa memberi kepada orang lain. Apa saja yang telah dimiliki, seperti: talenta, kekayaan, atau kepintaran, jangan hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi BERBAGILAH agar dapat memberi manfaat bagi kita dan orang lain. 

Senin, 16 Januari 2017

SEBERAPA BESAR APRESIASI KITA

Suatu hari Pak Guru menulis pada papan tulisnya:


9x1=10
9x2=18
9x3=27
9x4=36
9x5=45
9x6=54
9x7=63
9x8=72
9x9=81
9x10=90

Ketika Pak Guru telah menyelesaikan tulisannya, ia menatap murid-muridnya yang mulai menertawakannya karena perhitungan yang paling atas jawabannya salah. Kemudian, Pak Guru berkata, "Saya sengaja menulis salah dengan satu tujuan: saya ingin kalian belajar sesuatu dari ini. Saya ingin kalian tahu bagaimana dunia ini memperlakukan kita. Kalian sendiri kan sudah melihat bahwa saya menuliskan hal yang benar sebanyak sembilan kali, tetapi tak ada satupun dari kalian yang memberi selamat atau pujian kepada saya. Kalian malah menertawakan saya hanya untuk satu kesalahan saja."

Hidup ini jarang sekali mengapresiasi hal-hal baik yang kita lakukan jutaan kali sekalipun. Hidup justru akan mengkritisi satu saja kesalahan kecil yang kita lakukan. 


Hal yang sama ingin saya sampaikan terkait dengan pemerintahan. Banyak orang melakukan demonstrasi, kritik sana sini, atau memanas-manasi publik. Demonstrasi, khususnya, sebenarnya tidak masalah diadakan, hanya saja sebaiknya memang bertujuan untuk menyalurkan aspirasi, bukannya malah bertindak anarkis dan merugikan masyarakat umum. Publik juga hendaknya jangan mudah terpancing. Lihat semua perubahan baik yang sudah terjadi, bukannya langsung menuntut ini itu tanpa tahu terima kasih. 

Ingat: bila kita memang melakukan kesalahan, maka kita tak perlu berkecil hati. Teruslah melangkah. Jangan takut berbuat salah. Toh, lebih baik salah karena sudah mencoba melakukannya daripada tidak sama sekali, kan?

Jumat, 13 Januari 2017

BIOLA YANG MERDU

Seorang bapak yang tinggal di desa suatu hari diajak oleh anaknya untuk tinggal di rumah anaknya di kota. Itu adalah pertama kalinya si bapak menginjakkan kaki di kota setelah sekian lama terus menerus bekerja sebagai petani demi keluarga.

Suatu hari dia diajak jalan-jalan oleh anaknya di sekitar kompleks rumah. Kemudian, bapak itu mendengar suara yang menyakitkan telinga, nadanya kecil, tinggi, dan aneh. Penasaran, dihampirinya sumber suara itu. Tampak seorang gadis kecil sedang memainkan suatu alat. 

"Alat apa itu, Nak?"


"Itu biola, Ayah."

Sambil mengangguk-angguk bapak tua mengerti bahwa biola merupakan alat yang memekakkan telinga dan suaranya jelek.

Selang dua hari, pada suatu senja bapak ini sedang duduk di teras rumah sambil menanti anaknya pulang bekerja. Sayup-sayup dia mendengar suara yang indah dan merdu. Penasaran, dia mengampiri sumber suara.

Tampaklah seorang pria muda memainkan biola dengan indah. Ternyata, pria itu ialah seorang maestro biola. Sambil mengangguk-angguk, mengertilah bapak tersebut bahwa jika biola berada di tangan yang tepat, maka suaranya sungguh merdu.

Selang beberapa hari di suatu mal, saat itu anaknya mengajaknya makan di food court. Si bapak mendengar suara yang sungguh menakjubkan. Ramai, seru, dan merdu. Penasaran, dihampirinya suara itu.


Tampak olehnya sebuah kelompok orkestra yang terdiri dari berbagai macam alat musik, termasuk sebuah biola. Mereka memainkan simponi yang sangat merdu. 

Apakah salah biolanya bila gadis kecil memainkan musik yang menyakitkan telinga? Namun, bukan pula salah gadis kecil tersebut karena memang dia sedang belajar dan belum mampu memainkannya dengan baik. 

Demikian pula dengan agama. Tidak ada agama yang salah, juga tidak ada penganutnya yang salah. Adanya hanyalah orang-orang yang belum mampu mengerti, seperti gadis kecil tadi. Jika saja semuanya bisa bersatu layaknya simponi yang indah, alangkah damainya dunia ini. 


Cerita ini disadur dari cerita yang ditulis oleh tokoh yang luar biasa, Ajahn Brahm (penulis Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya).

Jumat, 06 Januari 2017

RENUNGAN PAGI

Satu pohon dapat membuat ribuan batang korek api, namun satu batang korek api dapat membakar ribuan pohon. Demikian juga dengan pikiran. Satu pikiran negatif dapat membakar semuanya.


Korek api mempunyai kepala, tetapi tidak mempunyai otak. Oleh karena itu, setiap kali ada gesekan kecil akan langsung terbakar. Kita mempunyai kepala dan juga otak. Jadi, tidak perlu kebakaran jenggot dan hati hanya karena gesekan kecil.